Kasus dugaan diskriminasi kembali mencuat di dunia hiburan setelah seorang ibu bernama Raphina meluapkan amarahnya usai berkunjung ke Disneyland. Momen yang seharusnya menjadi hari penuh kebahagiaan bersama anaknya berubah menjadi pengalaman pahit yang membuatnya kecewa berat.
Kronologi Kejadian
Menurut penuturan Raphina, ia datang ke Disneyland bersama keluarganya untuk menikmati liburan. Saat antre untuk berfoto bersama salah satu karakter populer, ia mengaku melihat perbedaan perlakuan yang mencolok.
Anaknya yang berkulit lebih gelap, disebut-sebut tidak mendapat perhatian yang sama dari karakter maskot dibandingkan dengan anak-anak lain. Bahkan, karakter tersebut terlihat mengabaikan sapaan dan tidak memberikan kesempatan berfoto sebagaimana yang diberikan kepada pengunjung lain.
“Saya melihat jelas bagaimana anak saya diperlakukan berbeda. Anak-anak lain disapa hangat, dia malah dilewati begitu saja. Itu sangat menyakitkan, apalagi di depan banyak orang,” ungkap Raphina dengan nada marah.
Luapan Emosi dan Kritik
Tak bisa menahan kekecewaan, Raphina kemudian menegur staf Disneyland dan membagikan pengalamannya melalui media sosial. Unggahannya viral dan menuai beragam reaksi publik. Banyak netizen yang menyampaikan dukungan, menganggap Disneyland harus lebih ketat dalam memberikan pelatihan agar staf dan pemeran karakter tidak menunjukkan perilaku diskriminatif.
Sebagian warganet bahkan membandingkan kasus ini dengan beberapa insiden serupa di taman hiburan besar lainnya, di mana isu rasisme kerap menjadi sorotan.
Tuntutan Raphina
Raphina menegaskan bahwa dirinya tidak sekadar mencari kompensasi finansial. Yang ia inginkan adalah permintaan maaf resmi dan adanya perubahan nyata dalam sistem pelayanan Disneyland. Ia menuntut agar setiap anak, tanpa memandang warna kulit atau latar belakang, diperlakukan sama.
“Saya membawa anak saya ke sana untuk merasakan kebahagiaan, bukan luka batin. Jika Disneyland benar-benar menjunjung nilai kebersamaan, mereka harus membuktikannya,” kata Raphina tegas.
Respon Publik dan Harapan
Kasus ini membuka kembali diskusi luas tentang pentingnya kesetaraan dan inklusivitas di ruang publik, khususnya tempat hiburan keluarga. Banyak pihak menilai, taman hiburan kelas dunia seperti Disneyland memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar untuk memastikan setiap pengunjung merasa dihargai.

