Marc Marquez dikenal sebagai salah satu pembalap paling dominan dalam sejarah MotoGP. Dengan gaya agresif, keberanian luar biasa, serta kemampuan membaca balapan secara tepat, ia telah mencatatkan sejumlah prestasi yang membuat namanya sejajar dengan para legenda. Namun, dalam beberapa musim terakhir, performa Marquez mengalami naik turun akibat cedera dan adaptasi motor yang terus berkembang.
Di tengah pembicaraan mengenai rekor Angel Nieto, Marquez menegaskan bahwa dirinya tidak terobsesi untuk mengejar catatan tersebut. Baginya, fokus utama saat ini adalah menemukan kembali konsistensi dan memahami penyebab penurunan performa yang dialaminya.
Fokus Bukan pada Rekor, Melainkan Performa
Ketika ditanya mengenai peluang menyamai atau melampaui rekor 13 gelar dunia Angel Nieto, Marquez memberikan jawaban tegas. Ia menyatakan bahwa memburu angka bukanlah prioritasnya. Ia mengakui bahwa dunia MotoGP telah berubah, begitu pula ritme kompetisi yang semakin ketat.
Menurut Marquez, tekanan untuk mengejar rekor justru dapat merusak fokus utama—yaitu mengembalikan kemampuan terbaiknya di atas lintasan. Ia lebih memilih berkonsentrasi pada proses, evaluasi performa, serta adaptasi motor yang tengah ia pelajari kembali setelah beberapa musim bergejolak.
Menelaah Penurunan Performa
Penurunan performa Marquez bukanlah rahasia. Cedera bahu dan lengan yang dialaminya dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak signifikan terhadap gaya balapnya. Marquez menyadari bahwa ia tidak bisa lagi sepenuhnya mengandalkan keagresifan ekstrem seperti masa kejayaannya.
Selain kondisi fisik, perubahan pada karakteristik motor dan perkembangan teknologi MotoGP menuntut adaptasi yang lebih cepat. Kombinasi faktor-faktor tersebut membuat Marquez harus mengevaluasi ulang pendekatannya, baik dalam teknik balap maupun strategi menghadapi setiap seri.
Adaptasi Terhadap Motor dan Era Baru MotoGP
MotoGP modern terus berkembang dengan kehadiran perangkat aerodinamika, ride height device, serta peningkatan tenaga motor yang berpengaruh pada cara pembalap mengontrol kecepatan. Marquez, yang sebelumnya dikenal mampu memaksimalkan potensi motor dalam batas ekstrem, kini menghadapi tantangan baru: memahami karakteristik motor yang berbeda dari tahun-tahun puncaknya.
Meskipun demikian, Marquez tidak menganggap adaptasi ini sebagai kelemahan. Baginya, ini adalah fase belajar kembali—sebuah proses yang harus dijalani oleh setiap pembalap profesional. Ia menekankan bahwa kesiapan mental dan kesabaran adalah kunci untuk kembali kompetitif di tengah persaingan yang semakin sengit.
Mentalitas Juara yang Tetap Terjaga
Walaupun tidak lagi bicara mengenai rekor, mentalitas juara Marquez tetap terlihat. Ia masih memiliki hasrat untuk menang, tetapi dengan pendekatan yang lebih matang. Tidak ada lagi ambisi terburu-buru. Tidak ada tekanan untuk mengejar angka tertentu.
Marquez memilih membangun fondasi performanya kembali secara bertahap. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dengan tim, analisis data, serta memahami batas fisik yang kini berbeda dibandingkan beberapa musim lalu.
Perspektif Baru dalam Karier
Dengan kenyataan bahwa MotoGP terus berubah dan persaingan semakin merata, Marquez melihat fase ini sebagai bagian dari perjalanan kariernya. Ia tidak memaksakan diri mengejar rekor, sebab ia memahami bahwa karier adalah kombinasi antara performa, kesehatan, dan keberuntungan.
Daripada memikirkan pencapaian legenda lain, Marquez lebih memilih untuk fokus pada bagaimana ia bisa tampil optimal di setiap seri. Baginya, kemenangan yang datang dari proses yang benar lebih bermakna daripada mengejar angka tertentu di papan rekor.
Marc Marquez menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi fase sulit dalam kariernya. Alih-alih terobsesi mengejar rekor Angel Nieto, ia lebih memilih memahami dan memperbaiki penyebab penurunan performa yang dialaminya.
Dengan mentalitas juara yang tetap kuat dan pendekatan yang lebih realistis, Marquez membuktikan bahwa seorang legenda sejati bukan hanya dinilai dari jumlah gelar, tetapi juga dari cara ia menghadapi tantangan dan perubahan dalam perjalanan kariernya.

