Dalam sebuah pernyataan yang menggema kuat di panggung internasional, India menegaskan posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang terus melesat, sembari menyindir tetangganya, Pakistan, sebagai negara peminjam kronis. Pernyataan tersebut disampaikan dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menandai babak terbaru dalam ketegangan diplomatik antara dua negara Asia Selatan ini.
India: Ekonomi yang Melesat
Perwakilan India menyampaikan bahwa negaranya kini menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Dengan reformasi struktural, kebijakan fiskal yang disiplin, dan dorongan terhadap inovasi teknologi, India berhasil menarik investasi global dan memperkuat fondasi ekonominya. Pemerintah India menyebutkan bahwa negara mereka bukan hanya berkembang, tapi juga mampu memberi manfaat bagi kawasan melalui kerja sama regional, bantuan pembangunan, dan stabilitas politik.
Statistik makroekonomi menunjukkan laju pertumbuhan PDB India yang konsisten tinggi dalam beberapa tahun terakhir, serta meningkatnya posisi dalam rantai pasok global. Dalam pidatonya, diplomat India di PBB menyebut hal ini sebagai “hasil nyata dari pembangunan inklusif dan kepemimpinan ekonomi yang visioner.”
Sindiran Keras untuk Pakistan
Di sisi lain, pernyataan India menyinggung langsung kondisi Pakistan yang disebut sebagai “serial borrower” atau peminjam berulang-ulang. Pemerintah India mengkritik kebijakan fiskal Pakistan yang dianggap tidak bertanggung jawab, serta ketergantungan kronis terhadap bantuan dan pinjaman internasional, termasuk dari IMF, Bank Dunia, dan negara-negara donor.
India juga menyinggung bahwa alih-alih fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, Pakistan justru lebih sering terseret dalam konflik internal, ekstremisme, dan kebijakan luar negeri yang agresif terhadap tetangganya. “Alih-alih mengurus rakyatnya, mereka lebih memilih menyebarkan propaganda,” ujar delegasi India, merujuk pada tuduhan Pakistan yang kerap membahas isu Kashmir di forum internasional.
Isu Kashmir Kembali Mencuat
Pernyataan India ini merupakan respons terhadap pidato Pakistan sebelumnya yang kembali menyoroti Kashmir, wilayah yang menjadi sengketa abadi antara kedua negara sejak pemisahan tahun 1947. India menegaskan bahwa Jammu dan Kashmir adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah kedaulatannya, dan menolak campur tangan asing dalam urusan domestik.
Delegasi India menyebut bahwa Pakistan tidak dalam posisi untuk memberi ceramah tentang hak asasi manusia, mengingat rekam jejaknya sendiri yang buruk dalam hal kebebasan beragama, penindasan etnis minoritas, dan pelanggaran hak perempuan di dalam negeri.
Penegasan Diplomatik
Pernyataan India ini tidak hanya memperjelas posisi geopolitiknya, tapi juga menunjukkan kepercayaan diri yang tumbuh seiring dengan pengaruh globalnya yang meningkat. Di tengah ketegangan di berbagai kawasan dunia, India memproyeksikan dirinya sebagai mitra strategis dan kekuatan stabil yang semakin penting dalam percaturan global.
Sementara itu, Pakistan justru dinilai gagal mengelola urusan domestiknya dan masih mencari sandaran eksternal untuk menopang ekonominya yang rapuh.
Kesimpulan
Pernyataan tajam India di PBB ini menegaskan perubahan dinamika kekuatan di Asia Selatan. Di satu sisi, India tampil sebagai negara yang percaya diri dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, sementara Pakistan kembali dikritik karena ketergantungannya pada pinjaman luar negeri dan obsesinya terhadap isu Kashmir. Dunia menyaksikan, dan arah masa depan kawasan ini pun mulai bergeser.

