“It Is Time Meta Establishes Responsible Translation System”: Siddaramaiah

Perdana Menteri Karnataka, Siddaramaiah, kembali menyoroti raksasa teknologi Meta atas isu serius terkait sistem terjemahan otomatis yang mereka gunakan di platform-platform seperti Facebook dan Instagram. Dalam pernyataan terbarunya, ia menegaskan, “Sudah waktunya Meta membangun sistem terjemahan yang bertanggung jawab.”

Komentar tersebut muncul setelah beberapa kasus kesalahan terjemahan yang berujung pada kesalahpahaman besar dan bahkan memperkeruh isu sosial-politik di India bagian selatan, terutama terkait bahasa Kannada, Tamil, dan Telugu. Siddaramaiah, sebagai pendukung utama pelestarian budaya lokal dan bahasa daerah, menilai bahwa Meta belum memberikan perhatian serius terhadap sensitivitas linguistik dan sosial dalam sistem AI mereka.

Menurutnya, kesalahan dalam terjemahan bukan hanya sekadar masalah teknis, tapi dapat berdampak besar terhadap keharmonisan masyarakat multibahasa seperti India. Ia menekankan bahwa perusahaan sekelas Meta harus memikul tanggung jawab sosial dalam setiap fitur yang mereka luncurkan, terutama yang menyangkut komunikasi lintas bahasa.

Siddaramaiah menyarankan agar Meta:

  1. Melibatkan ahli bahasa lokal dalam pengembangan dan pengujian sistem terjemahan mereka.
  2. Menyediakan opsi koreksi manual atau pelaporan langsung atas terjemahan yang menyesatkan.
  3. Meningkatkan transparansi atas bagaimana data terjemahan dikumpulkan dan digunakan.
  4. Berinvestasi pada pemahaman konteks lokal, bukan sekadar kata demi kata.

Ia juga menyerukan pada pemerintah pusat India dan regulator teknologi untuk mulai mendorong regulasi yang lebih ketat atas penggunaan AI dalam konteks bahasa dan budaya. “Teknologi tidak boleh menjadi alat yang memperburuk ketegangan sosial akibat ketidaktelitian. Kita butuh akurasi, etika, dan tanggung jawab,” tegasnya.

Seruan Siddaramaiah ini mendapat dukungan dari banyak aktivis bahasa dan komunitas daring yang merasa bahwa representasi bahasa daerah di platform digital sering diabaikan atau disalahpahami.

Dengan meningkatnya peran media sosial dalam membentuk opini publik, tekanan terhadap Meta untuk bertindak dengan lebih bijak dan bertanggung jawab pun semakin besar. Kini, publik menanti apakah Meta akan merespons dengan langkah konkret atau sekadar janji belaka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *