Liverpool kembali menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di Liga Champions musim ini. Dengan lini serang yang tajam, gelandang penuh energi, serta manajer berpengalaman, harapan The Reds untuk kembali mengangkat trofi “Si Kuping Besar” tentu masih terbuka lebar. Namun, satu masalah klasik yang terus menghantui mereka adalah sektor pertahanan.
Serangan Mematikan, Pertahanan Rawan
Tak bisa dipungkiri, Liverpool masih memiliki kekuatan ofensif yang menakutkan. Kombinasi pemain sayap cepat, penyerang tengah yang klinis, dan gelandang kreatif membuat mereka bisa mencetak gol kapan saja. Akan tetapi, masalah muncul ketika lawan berhasil membalikkan momentum dengan serangan balik cepat. Musim ini, beberapa kali Liverpool kecolongan gol akibat koordinasi buruk antara bek tengah dan lini tengah yang lambat turun.
Masalah Utama: Konsistensi di Lini Belakang
Virgil van Dijk memang masih menjadi sosok pemimpin di barisan belakang, tapi performanya tidak selalu stabil seperti beberapa musim lalu. Bek pendampingnya sering kali tampil kurang konsisten, baik dalam membaca pergerakan lawan maupun duel udara. Ditambah lagi, full-back yang terlalu agresif maju menyerang kadang meninggalkan celah besar yang mudah dimanfaatkan lawan.
Kiper dan Organisasi Pertahanan
Alisson Becker sering kali menjadi penyelamat Liverpool dengan refleks luar biasa, tetapi ia juga tidak bisa sendirian menahan gempuran. Tanpa organisasi pertahanan yang rapi, kerja keras sang kiper bisa sia-sia. Koordinasi antar-bek, komunikasi dengan gelandang bertahan, serta disiplin dalam menjaga garis pertahanan perlu diperbaiki jika ingin bersaing di level tertinggi.
Liga Champions Butuh Pertahanan Solid
Dalam kompetisi seketat Liga Champions, detail kecil bisa menentukan hasil akhir. Melawan tim-tim elit Eropa seperti Real Madrid, Bayern, atau Manchester City, satu kesalahan elementer di lini belakang bisa langsung berujung gol yang fatal. Itulah sebabnya Liverpool perlu menjadikan pembenahan pertahanan sebagai prioritas utama bila serius ingin juara.
Kesimpulan
Liverpool punya semua modal untuk melangkah jauh di Liga Champions: pelatih berpengalaman, pemain berbakat, dan mental juara. Namun, tanpa pertahanan yang lebih kokoh dan disiplin, mimpi mengangkat trofi mungkin hanya tinggal wacana. Jika The Reds ingin benar-benar menjadi raja Eropa lagi, mereka harus mulai dengan satu hal: benahi pertahanan dulu.