Sebuah kisah yang menggambarkan bagaimana nasib dan keputusan kecil bisa mengubah hidup seseorang datang dari tragedi penerbangan Air India yang jatuh dan menewaskan banyak penumpang. Di antara berita duka dan kehilangan, ada satu cerita selamat yang begitu menggugah hati—tentang seorang pria yang seharusnya ikut dalam penerbangan tersebut, namun selamat karena satu perubahan rencana.
Pria tersebut, yang identitasnya dirahasiakan demi privasi, awalnya sudah membeli tiket dan bersiap untuk naik ke pesawat Air India yang kemudian mengalami kecelakaan tragis. Ia telah merencanakan perjalanan itu jauh-jauh hari, lengkap dengan rencana keberangkatan, bagasi yang telah dikemas, bahkan sudah menginformasikan keluarganya tentang kepulangannya.
Namun, hanya beberapa jam sebelum keberangkatan, muncul perubahan mendadak dalam agendanya. Sebuah rapat penting di kota yang sama dimajukan jadwalnya, membuat ia harus menjadwal ulang perjalanannya. Dengan tergesa, ia menghubungi pihak maskapai dan berhasil memindahkan penerbangannya ke hari berikutnya.
Saat kabar kecelakaan menyebar, pria tersebut berada di hotel—masih di bawah tekanan dari rapat yang baru selesai. Ponselnya penuh dengan pesan dan panggilan tak terjawab dari keluarga dan teman-teman yang panik. Butuh beberapa saat hingga ia menyadari betapa dekatnya ia dengan maut. Seandainya tidak ada perubahan jadwal itu, ia mungkin berada di dalam pesawat tersebut.
“Saya gemetar saat menyadari betapa tipisnya garis antara hidup dan mati,” ujarnya kemudian kepada media. “Saya tidak tahu harus merasa beruntung atau bersalah, karena ada begitu banyak orang yang tidak seberuntung saya.”
Kisahnya menjadi pengingat bahwa hidup bisa berubah dalam sekejap. Keputusan kecil—yang mungkin kita anggap sepele—bisa jadi penentu antara keselamatan dan tragedi. Dalam kasus ini, satu email konfirmasi rapat yang datang lebih cepat dari dugaan, menjadi alasan mengapa nyawa seseorang bisa terselamatkan.
Kisah ini juga menyoroti kekuatan takdir dan bagaimana hidup terkadang memiliki cara misterius dalam mengatur arah kita. Bagi pria itu, momen ini bukan hanya tentang keberuntungan, tetapi juga tentang menghargai hidup lebih dalam dan menyadari bahwa setiap hari adalah anugerah.
Meski ia selamat, bayangan tragedi itu terus membekas dalam ingatannya. Ia terus mengenang para korban, dan kini aktif dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan keselamatan penerbangan dan bantuan untuk keluarga korban. Baginya, keselamatan bukan lagi sesuatu yang dianggap remeh—ia adalah keajaiban yang nyata.