Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, termasuk berbagai jenis hewan kecil yang unik dan jarang diketahui banyak orang. Salah satunya adalah landak — mamalia berduri yang sering kali dianggap hanya hidup di luar negeri. Faktanya, Indonesia memiliki beberapa spesies landak yang eksotis, namun sayangnya keberadaan mereka kini terancam akibat perburuan dan hilangnya habitat. Berikut adalah lima jenis landak yang ada di Indonesia yang mulai langka dan butuh perhatian serius.
1. Landak Raya (Hystrix brachyura)
Landak raya, atau dikenal juga dengan sebutan landak besar Asia, adalah jenis landak paling umum yang ditemukan di berbagai daerah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Tubuhnya besar, berduri tajam, dan aktif di malam hari.
Sayangnya, landak ini sering diburu untuk diambil daging dan durinya. Dagingnya dianggap sebagai makanan eksotis, sementara durinya dipercaya memiliki khasiat medis dalam pengobatan tradisional — meskipun belum terbukti secara ilmiah.
Status konservasi: Rentan (Vulnerable).
2. Landak Mini (Hystrix javanica)
Spesies ini dikenal juga sebagai landak jawa, karena hanya ditemukan di Pulau Jawa. Ukurannya lebih kecil dibandingkan landak raya dan memiliki pola duri yang khas.
Mereka sering dijadikan hewan peliharaan karena ukurannya yang mungil dan tampak “imut”. Namun, pengambilan dari alam liar untuk perdagangan hewan eksotis menyebabkan populasi mereka menurun.
Status konservasi: Terancam (Near Threatened).
3. Landak Kalimantan (Thecurus crassispinis)
Spesies ini endemik di Kalimantan dan memiliki ciri khas duri-duri yang lebih pendek namun padat. Landak ini sangat jarang terlihat karena hidup tersembunyi di hutan tropis yang lebat.
Penebangan hutan dan kebakaran lahan menyebabkan habitat mereka terus menyusut, sementara perburuan tetap terjadi untuk konsumsi lokal.
Status konservasi: Terancam Punah (Endangered).
4. Landak Sumatra (Hystrix sumatrae)
Jenis ini adalah spesies endemik Sumatra yang relatif sedikit diketahui masyarakat umum. Ciri khasnya adalah tubuh besar dan duri yang lebih panjang dari spesies lainnya.
Populasinya semakin berkurang akibat ekspansi perkebunan dan konflik dengan manusia. Banyak yang menganggapnya sebagai hama karena merusak tanaman, padahal peran ekologisnya cukup penting sebagai pengurai dan pengendali hama.
Status konservasi: Rentan (Vulnerable).
5. Landak Papua (Atherurus macrourus)
Meskipun jarang terdengar, ada jenis landak berekor panjang yang ditemukan di Papua bagian barat. Spesies ini dikenal pemalu dan lebih aktif di malam hari.
Informasi tentang landak ini masih minim, namun diperkirakan populasinya menurun akibat perburuan lokal dan rusaknya hutan tempat mereka tinggal.
Status konservasi: Data Kurang (Data Deficient), namun diperkirakan terancam.
Kenapa Mereka Diburu?
Banyak masyarakat masih mempercayai bahwa duri landak memiliki nilai medis atau mistis tertentu. Selain itu, dagingnya juga dijual secara ilegal karena dianggap lezat dan langka. Pasar gelap hewan eksotis turut memperparah ancaman terhadap kelangsungan hidup hewan-hewan ini.
Perlunya Perlindungan
Sebagian besar landak di Indonesia belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah maupun lembaga konservasi. Padahal, jika tidak ada upaya nyata untuk melindungi mereka, bukan tidak mungkin spesies-spesies ini akan punah dalam waktu dekat.
Kesimpulan:
Landak bukan sekadar hewan berduri yang unik, tetapi bagian dari ekosistem yang berperan penting. Mereka membantu menjaga keseimbangan alam dan bisa menjadi indikator kesehatan lingkungan. Melestarikan mereka bukan hanya soal menyelamatkan satu spesies, tetapi juga menjaga keutuhan alam Indonesia.